Sebagian dari Anda mungkin akan mengatakan, “Jangankan menyunggingkan senyum, bisa berdiri di depan audiens untuk presentasi, tanpa lutut terasa lemas saja sudah lumayan.” Eh, jangan salah, lho, karena bisa jadi ketika Anda tersenyum, segala ketakutan untuk berbicara di depan publik itu justru sirna.
Senyum punya kekuatan tersendiri. Kepada orang-orang di depan Anda, senyum mengekspresikan kehangatan. Bagi Anda sendiri, senyum memberikan dampak yang kuat terhadap cara Anda memandang dunia.
Ketika tersenyum, Anda mengalami efek menenangkan sebagai reaksi kimia terhadap tubuh Anda. Tubuh melepaskan dopamin, serotonin, dan endorfin, hormon-hormon yang bertanggung jawab atas tumbuhnya rasa tenang dan senang. Bukanlah hal ini yang sangat Anda butuhkan untuk mengalahkan rasa takut dan demam panggung?
Dalam presentasi, senyuman adalah salah bagian penting dari instrumen-instrumen yang ada pada tubuh kita. Senyuman bisa memodulasi suara kita, sehingga memungkinkan kita lebih melibatkan audiens.
Tubuh kita adalah alat, seperti halnya alat musik. Desainnya penting. Mulut kita adalah loncengnya instrumen kita, sedangkan senyuman menentukan bentuknya. Mengubah bentuk bel, berarti Anda mengubah suara Anda. Ketika mulut Anda membentuk senyum, perubahan akan terasa mulai dari panggung temoat Anda berdiri, hingga ke seluruh ruangan.
Ada banyak sekali alasan mengapa sebaiknya Anda tak lupa tersenyum pada saat preaentasi, tentunya pada momen-momen yang pas. Pelepasan hormon yang membuat happy tadi hanyalah salah satu di antaranya.
Anda akan tampak lebih cool dan menguasai keadaan.
Kata orang, terlihat pelit senyum membuat seseorang tampak lebih cool dan kredibel. Ternyata, tidak juga. Sebuah penelitian yang dimuat dalam The Journal of Consumer Psychology pada 2018 justru mengungkapkan hal sebaliknya. Menjadi serius atau kredibel tidak ada hubungannya juga dengan senyum.
Para peneliti menemukan, presenter yang tersenyum akan tampak lebih keren daripada yang kurang ekpresif. Selain itu, tak mampu membentuk senyuman berisiko pada tidak terbentuknya koneksi dengan audiens. Padahal keterhubungan amat dibutuhkan dalam komunikasi yang efektif.
Membantu menjalin keterhubungan dengan audiens.
Nah, ini masih berkaitan dengan alasan sebelumnya. Memberikan presentasi adalah bentuk komunikasi yang berdasarkan pada relasi. Presenter perlu tersenyum untuk membantu membentuk hubungan dengan audiens.
Manusia cenderung meniru ekspresi wajah satu sama lain dan tindakan meniru atau mimikri ini sering terjadi tanpa sadar. Pada dasarnya, kita ingin mengekspresikan kehangatan dan koneksi.
Jadi, ketika Anda berdiri di depan audiens dan tersenyum kepada mereka, tanpa sadar kemungkinan mereka juga balas tersenyum. Ini merupakan awal terbentuknya koneksi dalam alam bawah sadar.
Membantu pikiran Anda tetap tenang dan tubuh lebih rileks.
Ketika melihat audiens balas tersenyum, dampaknya akan terasa juga bagi Anda. Anda akan menjadi lebih tenang, lebih rileks, lebih percaya diri. Ini dipicu oleh pelepasan hormon serotonin dan dopamin dalam otak.
Dopamin meningkatkan perasaan bahagia, sedangkan serotonin dikaitkan dengan berkurangnya stres. Ketika tersenyum, otak Anda memproduksi bahan kimia yang memberi tahu Anda kalau Anda menikmati aktivitas ini (presentasi, public speaking), Anda baik-baik saja.
Tubuh Anda pun karenanya akan menjadi lebih rileks. Ini menenangkan tubuh Anda.
Tersenyum dapat mengurangi respons tubuh terhadap situasi yang membuat stres.
Penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan tindakan menggigit sumpit di mulut, yang menyerupai bentuk senyum, memberikan efek pada denyut jantung. Detaknya menjadi lebih rendah, sehingga lebih sedikit stres yang terjadi.
Temuan ini menunjukkan, tersenyum selama stres singkat, seperti yang terjadi saat memulai presentasi, dapat membantu mengurangi intensitas respons stres tubuh.
Ingin mengadakan training presentasi online dan tatap muka buat perusahaan/organisasi Anda?
Hubungi tim Presenta Edu di 0811-1880-84 (Putri) untuk kebutuhan training terbaik.
Presenta Edu juga siap memberikan training online terbaik buat perusahaan Anda di masa new normal ini.
Membuat panjang umur.
Baiklah, mungkin ini alasan jangka panjangnya. Tapi kalau Anda beranggapan memberikan presentasi selalu membuat Anda stres, apalagi kalau sering, sehingga bisa memperpendek usia, cobalah praktikkan tersenyum ini.
Kesimpulannya, tersenyum adalah cara sederhana untuk membuat aktivitas berbicara di depan umum ini tidak terlalu menekan, sekaligus membantu Anda terhubung dengan audiens Anda.
Yang tak kalah penting untuk diingat adalah public speaking merupakan industri jasa. Sebagai pembicara, kita harus menemukan cara untuk membangun diri kita menjadi instrumen presentasi yang akan memperoleh respons terkuat dari audiens kita. Siapa nyana, instrumen yang paling direspons ini juatru adalah senyum. (*)
Download Buku “Presentasi Memukau”
Buku yang akan membantu Anda menguasai keterampilan penting dalam menyusun, mendesain dan membawakan presentasi dengan efektif dan memukau. GRATIS!
Tinggalkan Balasan